Nahdlatul Ulama telah merumuskan pedoman sikap bermasyarakat yang dilandasi paham Ahlussunnah Wal Jama'ah, yakni Tawasuth, Tasamuh, Tawazun, I’tidal. "...Al muhafadzotu ‘alal qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah…..."

Kamis, 18 Agustus 2011

Ketua Umum PBNU Beri Kuliah Maba Unila

Said Aqil(Unila): Pendidikan yang tidak didasari oleh kekuatan iman sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Namun, berdasarkan Al Qur'an, ilmu dan iman harus diperkuat lagi dengan akhlak mulia. Jika aklhak suatu bangsa telah rusak, maka tunggulah kehancurannya.
Itulah inti Kuliah Umum yng disampaikan oleh Prof. DR.KH. Said Aqil Siradj, hari  ini (16/08) di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila).
Kuliah ini disaksikan ribuan mahasiswa baru (Maba) Unila yang mengikuti Program Orientasi Perguruan Tinggi (Propti).
Kuliah kali ini mengangkat tema Pendidikan Berkarakter Sebagai Model Pembangunan Bangsa. Pada pembukaan materinya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 ini mengatakan bahwa 14 abad yang lalu banyak terjadi kejahiliyahan. Di wilayah barat terdapat Bangsa Romawi yang menganut sistem perbudakan. Pernah, salah seorang kaisar Romawi membakar 600 budak hidup-hidup.
Selain itu, menurut pria kelahiran Cirebon, 03 Juli 1953 ini, Romawi juga memiliki acara yang disebut Gladiator. Pada acara ini, antar budak diadu. Bila salah satu kepala budak terpenggal, maka para pembesar/ penguasa bersorak gembira. "Hal itu merupakan bentuk perilaku jahiliyah," ungkap Said.
Tidak hanya di wilayah barat, di wilayah timur pun terdapat praktek kejahiliyahan. Di Persia, 14 abad yang lalu hukum hanya berlaku bagi rakyat kecil. Bila terjadi pelanggaran terhadap hukum sekecil apapun, mereka akan langsung dijerat. Namun, hukum tersebut sama sekali tidak menyentuh pembesar dan penguasa, seberat apapun pelanggaran yang dilakukan.
Bangsa Arab, menurut lulusan Universitas King Abdul Aziz jurusan Ushuluddin dan Dakwah ini adalah bangsa yang paling sempurna kejahiliyahannya pada masa itu. Mereka tidak memiliki etika. Setiap suku memiliki tuhannya masing-masing. Hingga terdapat 362 tuhan dengan berbagai nama.
Bangsa Arab sering berperang karena masalah-masalah yang sepele. Bila dalam keluarga terlahir anak perempuan, maka akan langsung dikubur hidup-hidup. Namun masa itu juga, terlahir seorang Muhammad yang kemudian menjadi seorang Rasul. Ia didik langsung oleh Allah Subhanahu Wata'ala. Tujuannya adalah agar sempurna akhlaknya. "Kalau yang mendidik ayah, ibu, guru, ustad, dosen atau kiyai, maka hasilnya seperti kita ini. Ada yang baik, ada yang setengah baik. Ada yang pagi baik, malam jahat. Ada yang pagi ngaji, malamnya mencuri," kata Said seraya bercanda.
Muhammad bertugas menyebarkan agama Islam. "Islam bukan hanya agama doktrin, akidah dan syari'ah. "Islam merupakan agama ilmu pengetahuan, peradaban, kemanusiaan dan modern," terang Said.
Islam membawa kebebasan. "Kebebasan bukan berarti bebas menjelek-jelekkan orang lain dengan alasan kebebasan berpendapat dan lain sebagainya. Tapi kebebasan adalah membebaskan dari kebodohan, keterpurukan, perbudakan dan kesengsaraan," lanjutnya.
Ahlakul karimah juga ditekankan dalam Islam. Itu sebabnya, menurut Said, tidak ada cendikiawan muslim yang berupaya menciptakan suatu alat yang dapat memusnahkan dan menyengsarakan manusia. Said juga berharap agar mahasiswa Unila berilmu, beriman dan berakhlak mulia, sehingga tidak menggunakan kepintarannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi merusak. [HCH]

Written by Hisna Caca, S.I.Kom                                       Sumber : Web UNILA
Tuesday, 16 August 2011 13:37
Last Updated on Tuesday, 16 August 2011 13:59 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar