Nahdlatul Ulama telah merumuskan pedoman sikap bermasyarakat yang dilandasi paham Ahlussunnah Wal Jama'ah, yakni Tawasuth, Tasamuh, Tawazun, I’tidal. "...Al muhafadzotu ‘alal qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah…..."

Jumat, 17 Juni 2011

Pancasila tidak bertentangan dengan Al-Qur'an


Setelah menjelaskan konsepnya tentang Pancasila di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1 juni 1945, Bung Karno mengungkapkan hal yang menarik mengenai latar belakangnya sebagai seorang Islam. “Saya seorang Islam, saya democrat karena saya orang Islam. Saya menghendaki mufakat, maka saya minta tiap-tiap kepala Negara pun di pilih. Tidakkah agama Islam menyatakan, bahwakepala-keala Negara, baik para khalifah maupun amirul mu’minin harus di pilih oleh rakyat?”

Pertanyaannya, benarkah butir-butir mutiara Pancasila itu ada di dalam Al-Qur’an ? Marilah kita kaji satu persatu. Tetapi hanya kami sebut beberapa ayat saja sebagai referensi, supaya tidak berlarut-larut. Dan kami sampaikan dalam bentuk sampaikan dalam bentuk terjemahannya, supaya lebih mudah dimengerti. Namun apabila anda ingin study yang lebih mendalam, bias merujuknya ke kitab Al-Qur’an.
1.      Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa
Perintah untuk mengakui dan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, antara lain terdapat pada surat 112 (al-Ikhlas) dan surat 2 (Al Baqarah).
“Katakanlah : “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa” (Qs. 112 : 1).
”Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha PemurahLagi Maha Penayang” (Qs. 2 : 163).
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segalabuah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui “ (QS. 1 : 21-22).

2.      Kemanusiaan yang Adil dan beradab
Tentang kemanusiaan dapat dilihat pada beberapa ayat, antara lain Surat 2 (Al Baqarah), 31 (Luqman), dan 49 (Al Hujuraat) “Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui” (Qs. 1 : 224).  
“Dan Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Qs. 31 : 18).
“Orang-orang yang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (Qs. 49 : 10).
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kami dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Susengguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal” (Qs. 49 : 13).

3.      Persatuan Indonesia
Kewajiban rakyat terhadap bangsa dan Negara, antara lain  di jelaskan dalam surat 4 (An Nisa’) dan 3 (Ali Imran). “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentag sesuat, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya) , jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebh baik akibatnya” (Qs. 4 : 59).
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan Negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (Qs. 2 : 200).
Adakalanya untuk mempertahankan tegaknya persatuan dan kesatuan Negara, kita di tuntut untuk berjuang, baik dengan harta maupun jiwa. Hal itu ditegaskan dalam surat 5 (Al Baqarah) dan 9 (At-Taubah). “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (Qs. 5 : 35).
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surge untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam taurat, Injl dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar” (Qs. 9 : 111).

4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan keadilan
Mengenai pokok-pokok demokrasi dijelaskan dalam beberapa ayat, antara lain pada Surat  (Ali Imran), 27 (An Naml) dan 42 (Asy Syuura). “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Qs. 3 : 159).
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka(diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.” (Qs. 42 : 38)

5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Berbuat adil diperintahkan Allah SWT dalam beberapa ayat, antara lain surat 4 (An Nisa’),  5 (Al Maa’ idah), 16 (An Nahl). “wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemashlahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Qs. 4 : 135).
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. 2 : 58).
“Hai orang-orang yang berman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Alla, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. 5 : 8).
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu ) berlaku adil dan berbuat kebajikan, member kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia member pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Qs. 16 : 90).
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada  dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membengga-banggakan diri (yaitu) orang-orang yang ikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.” (Qs. 4 : 36-37)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN :
Butir-Butir Pancasila Yang Bernilai Luhur Ternyata Ada Rujukannya Di Dalam Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar